Saat meninggal dunia tahun 1908, Prof Paul Wolfskehlberwasiat menyediakan 100.000 mark kepada orang pertama yang bisa memecahkan Teorema Terakhir Fermat.
CATATAN:
Warisan tsb baru diberikan tahun 1997 (setelah 350 tahun Fermat menantang) kepada Dr. Andrew Wiles dari Univ Princeton melalui penurunan bukti sebanyak 200 halaman. Teorema Terakhir Fermat:
tidak ada bilangan bulat x,y,z yang memenuhi persamaan xn + yn = zn untuk n>3Ada tulisan yang menarik nih tentang Andrew Wilis (membuktikan teori Fermat salah)
dikutip dari : http://www.indomedia.com/BPost/9807/29/opini/opini2.htm
Adalah Andrew Wiles, pria kelahiran Inggris yang hanya berbekal pena, kertas dan logika murninya, berhasil memecahkan teori matematika terakhir Fermat.
Rumus "sederhana", yang diciptakan ahli kelahiran Perancis, lebih dari 350 tahun "menyusahkan" otak-otak terbaik sebelum akhirnya Wiles memenangkan hadiah besar dan penghargaan dunia. Teori matematika itu sebanding dengan teori membelah atom atau merumuskan struktur DNA.
Laki-laki yang membuat para ahli memutar otak mereka selama berabad-abad itu adalah Pierre de Fermat dengan mengatakan tidak ada solusi untuk persamaan xn + yn = zn dimana n adalah bilangan yang lebih besar dari dua.
Fermat semakin membuat matematikawan marah setelah kemudian dengan tulisan tangan tergesa-gesa ia tinggalkan pesan di bawah teorinya bahwa dirinya telah menemukan bukti bahwa tidak ada teori yang dapat memecahkan rumusnya.
Dewasa ini cerita tentang kecemerlangan Wiles agaknya akan segera menjadi kisah yang sulit dipercaya dan laku dijual setelah seorang wartawan, Simin Singh, mengabadikannya dalam tulisan.
Dalam sebuah festival kesusasteraan di Inggris, Singh menjelaskan seluk-beluk usaha Wiles memecahkan teori Fermat.
"Cerita Wiles sangat mengagumkan. Jika anda sedang menulis skenario film Holywood maka ia seperti cerita Indiana Jones yang menemukan harta terpendam," kata Singh.
"Wiles berhasil membuat terobosan dalam ilmu matematika," kata Singh dengan menambahkan bahwa tulisannya tentang Wiles merupakan hal paling menantang selama karir jurnalistiknya.
Singh merasa yakin rasa antusias Wiles yang tanpa batas akan memikat para pembaca sekalipun mereka terlebih dahulu harus memahami sedikitnya tiga teori matematika lainnya yakni, perkiraan Taniyama-Shimura, metoda Kolyvagin-Flach dan perkiraan Epsilon.
Sebelum Wiles, puluhan matematikawan terkemuka memeras otak mereka dari pagi hingga ke pagi lagi demi memecahkan misteri yang ditingalkan Format. Diantaranya, wanita ahli matematika dari Perancis, Sophie Germain yang sampai menyarukan identitas dirinya demi mengikuti kontes pemecahkan teori Fermat yang pesertanya terbatas pada kaum pria. Atau Evariste Galois yang dibuat frustasi oleh teori Fermat, sehingga secara dramatis ia kemudian mengakhiri hidupnya dengan sebuah tembakan di kepalanya sendiri.
Kisah serupa juga terdengar di Jepang, terutama setelah si jenius Yutaka Taniyama memilih bunuh diri setelah sekian lama bergulat dengan teori tersebut tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.
Teori Fermat juga mempesona industriawan Jerman Paul Wolfskehl yang dengan inisiatifnya sendiri menyisihkan hartanya untuk membiayai kontes matematika memecahkan teori Fermat.
Umur 10 tahun
Tentang Wiles sendiri, pria berperilaku lemah-lembut itu kabarnya sudah sejak berumur 10 tahun penasaran dengan rumus Fermat. Namun baru 34 tahun kemudian dia berhasil menjawab rasa ingin tahunya.
Menurut Singh yang paling mengagumkan dari Wiles adalah keteguhan dan kesungguhan untuk merealisasikan "mimpi" masa kanak-kanak menjadi kenyataan. "Wiles punya mimpi, dan ia memegang teguh mimpinya", kata Singh
Untuk menjadikan mimpinya menjadi kenyataan Wiles perlu bertahun-tahun. Secara rahasia Wiles mempelajari teori Fermat. Kepada istrinya sendiri, Wiles hanya mengatakan bahwa yang ia sedang mempelajari cuma pelajaran matematika yang pernah dipelajari bersama ketika mereka sedang bulan madu.
Wiles mengatakan bahwa usahanya sama seperti masuk ke dalam puri gelap tanpa bekal alat penerangan.
"Begitu memasuki ruangan pertama, di sana benar-benar gelap gulita. Saya kemudian menabrak furnitur yang ada di dalamnya, tetapi secara bertahap saya mulai dapat meraba satu per satu," ujar Wiles yang oleh majalah People disejajarkan kepopulerannya dengan Putri Diana dan pembawa acara AS terkemuka Oprah Winfrey.
Akhirnya, setelah enam bulan kemudian saya menemukan lampu, saya menyalakannya dan seketika ruangan menjadi terang, kemudian saya dengan mudah memasuki ruangan lainnya" katanya.
Namun apa komentar Wiles sendiri setelah berhasil memecahkan teori yang sudah membuat sejumlah matematikawan bunuh diri?
Berhasil menyelesaikan suatu persoalan meninggalkan perasaan kehilangan tetapi hampir pada saat bersamaan muncul suatu kebebasan, kata Wiles.
""Saya menghabiskan waktu yang panjang untuk memikirkan suatu hal saja. Ketika petualangan itu berakhir, pikiran saya langsung beristirahat," ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar